BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Berkaitan dengan adanya kitab-kitab yang dipercayai diturunkan kepada nabi-nabi sebelum Muhammad SAW dalam agama Islam (Taurat, Zabur, Injil, lembaran Ibrahim), Al-Qur'an dalam beberapa ayatnya menegaskan posisinya terhadap kitab-kitab tersebut. Yaitu : adalah pernyataan Al-Qur'an yang tentunya menjadi doktrin bagi umat Islam mengenai hubungan Al-Qur'an dengan kitab-kitab tersebut, yaitu :
a. Bahwa Al-Qur'an menuntut kepercayaan umat Islam terhadap eksistensi kitab-kitab tersebut. QS(2:4)
b. Bahwa Al-Qur'an diposisikan sebagai pembenar dan batu ujian (verifikator) bagi kitab-kitab sebelumnya. QS(5:48)
c. Bahwa Al-Qur'an menjadi referensi untuk menghilangkan perselisihan pendapat antara umat-umat rasul yang berbeda. QS(16:63-64)
d. Bahwa Al-Qur'an meluruskan sejarah. Dalam Al-Qur'an terdapat cerita-cerita mengenai kaum dari rasul-rasul terdahulu, juga mengenai beberapa bagian mdngenai kehidupan para rasul tersebut. Cerita tersebut pada beberapa aspek penting berbeda dengan versi yang terdapat pada teks-teks lain yang dimiliki baik oleh Yahudi dan Kristen.
Al-Qur'an dibawa oleh malaikat Jibril dan ditanamkan ke- kalbu Muhammad saw dalam bentuk batin yang hakiki dan di-sampaikan kepada umatnya dalam bahasa Arab sampai menjadi bentuk tekstual berupa Kitab Al Quran yang dapat dibaca dengan mata Zohir.
Tetapi huruf, kata dan kalimat dalam bahasa manusia tidak mampu mengungkapkan seluruh makna Al Quran .
B. Runusan masalah
1. Apa rahasia dibalik turunnya al-qur’an ?
2. Kapan al-qur’an itu diturunkan ?
3. Bagaimana prosesnya turunnya al-qur’an itu, ?
C. Tujuan masalah
1. untuk mengetahui rahasia-rahasia yang terkandung dalam nuzulul qur’an
2. untuk mengetahui kapan al-qur’an itu diturunkan
3. untuk mengetahui proses turunnya al-qur’an
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Nuzulul Qur’an
Nuzulul Qur'an yang secara harfiah berarti turunnya Al Qur'an (kitab suci agama Islam) sedangkan menurut istilah adalah penurunan wahyu Allah pertama kepada nabi dan rasul terakhir yakni Nabi Muhammad SAW.
Al-Qur'an (ejaan KBBI: Alquran, dalam bahasa Arab قُرْآن) adalah kitab suci agama Islam. Umat Islam memercayai bahwa Al-Qur'an merupakan puncak dan penutup wahyu Allah yang diperuntukkan bagi manusia, yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantaraan Malaikat Jibril.
Ditinjau dari segi kebahasaan (etimologi), Al-Qur’an berasal dari bahasa Arab yang berarti "bacaan" atau "sesuatu yang dibaca berulang-ulang". Kata Al-Qur’an adalah bentuk kata benda (masdar) dari kata kerja qara'a yang artinya membaca.
Al-Qur'an diturunkan pada malam lailatul Qodar yang tepat pada. 17 romadlon. yang merujuk kepada peristiwa-peristiwa yang penting. Sesuai dengan firman Allah yang berbunyi
(1) Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur'an) pada "malam kemuliaan i".
Wahyu pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad adalah surat Al Alaq ayat 1-5 yang berbunyi, yaitu :
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam [1589], Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Menurut riwayat, sebelum wahyu ini diturunkan Nabi Muhammad SAW sudah pernah menerima wahyu yang pertama, kurang lebih dua setengah tahun lamanya. Sesudah menerima wahyu yang pertama barulah Rasulullah menerima wahyu yang ke dua. Yaitu ketika nabi muhammad sedang berada di Gua Hira', tiba-tiba terdengarlah suara dari langit, beliau mengadah tampaklah malaikat jibril a.s. ketika saat itulah jibril menyampaikan wahyu Allah yang kedua kepada beliau yang berbunyi seperti yang telah dijelaskan diatas.
Setelah menerima wahyu itu maka Rasulullah kembali ke rumah dalam keadaan gemetar, sehingga minta diselimuti oleh istrinya Sitti Khadijah.
Itulah wahyu yang pertama diturunkan olah Allah s.w.t. kepada nabi Muhammad s.a.w. dan itulah pula pengobatan beliau sebagai Rasulullah. Atau utusan Allah kepada seluruh umat manusia, untuk menyampaikan risalah-risalahnya.
B. Proses Penurunan al-Qu’ran dan Masa Turunnya
Dipercayai oleh umat Islam bahwa penurunan Al-Qur'an terjadi secara berangsur-angsur selama 23 tahun. Oleh karena itu para ulama membagi masa turun ini dibagi menjadi 2 periode, yaitu :
1. Periode Mekkah
Periode Mekkah berlangsung selama 13 tahun masa kenabian Rasulullah SAW dan surat-surat yang turun pada waktu ini tergolong surat Makkiyyah.
2. Periode Madinah.
Sedangkan periode Madinah dimulai dari peristiwa hijrah berlangsung selama 10 tahun dan surat yang turun pada kurun waktu ini disebut surat Madaniyah.
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Berkaitan dengan adanya kitab-kitab yang dipercayai diturunkan kepada nabi-nabi sebelum Muhammad SAW dalam agama Islam (Taurat, Zabur, Injil, lembaran Ibrahim), Al-Qur'an dalam beberapa ayatnya menegaskan posisinya terhadap kitab-kitab tersebut. Yaitu : adalah pernyataan Al-Qur'an yang tentunya menjadi doktrin bagi umat Islam mengenai hubungan Al-Qur'an dengan kitab-kitab tersebut, yaitu :
a. Bahwa Al-Qur'an menuntut kepercayaan umat Islam terhadap eksistensi kitab-kitab tersebut. QS(2:4)
b. Bahwa Al-Qur'an diposisikan sebagai pembenar dan batu ujian (verifikator) bagi kitab-kitab sebelumnya. QS(5:48)
c. Bahwa Al-Qur'an menjadi referensi untuk menghilangkan perselisihan pendapat antara umat-umat rasul yang berbeda. QS(16:63-64)
d. Bahwa Al-Qur'an meluruskan sejarah. Dalam Al-Qur'an terdapat cerita-cerita mengenai kaum dari rasul-rasul terdahulu, juga mengenai beberapa bagian mdngenai kehidupan para rasul tersebut. Cerita tersebut pada beberapa aspek penting berbeda dengan versi yang terdapat pada teks-teks lain yang dimiliki baik oleh Yahudi dan Kristen.
Al-Qur'an dibawa oleh malaikat Jibril dan ditanamkan ke- kalbu Muhammad saw dalam bentuk batin yang hakiki dan di-sampaikan kepada umatnya dalam bahasa Arab sampai menjadi bentuk tekstual berupa Kitab Al Quran yang dapat dibaca dengan mata Zohir.
Tetapi huruf, kata dan kalimat dalam bahasa manusia tidak mampu mengungkapkan seluruh makna Al Quran .
B. Runusan masalah
1. Apa rahasia dibalik turunnya al-qur’an ?
2. Kapan al-qur’an itu diturunkan ?
3. Bagaimana prosesnya turunnya al-qur’an itu, ?
C. Tujuan masalah
1. untuk mengetahui rahasia-rahasia yang terkandung dalam nuzulul qur’an
2. untuk mengetahui kapan al-qur’an itu diturunkan
3. untuk mengetahui proses turunnya al-qur’an
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Nuzulul Qur’an
Nuzulul Qur'an yang secara harfiah berarti turunnya Al Qur'an (kitab suci agama Islam) sedangkan menurut istilah adalah penurunan wahyu Allah pertama kepada nabi dan rasul terakhir yakni Nabi Muhammad SAW.
Al-Qur'an (ejaan KBBI: Alquran, dalam bahasa Arab قُرْآن) adalah kitab suci agama Islam. Umat Islam memercayai bahwa Al-Qur'an merupakan puncak dan penutup wahyu Allah yang diperuntukkan bagi manusia, yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantaraan Malaikat Jibril.
Ditinjau dari segi kebahasaan (etimologi), Al-Qur’an berasal dari bahasa Arab yang berarti "bacaan" atau "sesuatu yang dibaca berulang-ulang". Kata Al-Qur’an adalah bentuk kata benda (masdar) dari kata kerja qara'a yang artinya membaca.
Al-Qur'an diturunkan pada malam lailatul Qodar yang tepat pada. 17 romadlon. yang merujuk kepada peristiwa-peristiwa yang penting. Sesuai dengan firman Allah yang berbunyi
(1) Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur'an) pada "malam kemuliaan i".
Wahyu pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad adalah surat Al Alaq ayat 1-5 yang berbunyi, yaitu :
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam [1589], Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Menurut riwayat, sebelum wahyu ini diturunkan Nabi Muhammad SAW sudah pernah menerima wahyu yang pertama, kurang lebih dua setengah tahun lamanya. Sesudah menerima wahyu yang pertama barulah Rasulullah menerima wahyu yang ke dua. Yaitu ketika nabi muhammad sedang berada di Gua Hira', tiba-tiba terdengarlah suara dari langit, beliau mengadah tampaklah malaikat jibril a.s. ketika saat itulah jibril menyampaikan wahyu Allah yang kedua kepada beliau yang berbunyi seperti yang telah dijelaskan diatas.
Setelah menerima wahyu itu maka Rasulullah kembali ke rumah dalam keadaan gemetar, sehingga minta diselimuti oleh istrinya Sitti Khadijah.
Itulah wahyu yang pertama diturunkan olah Allah s.w.t. kepada nabi Muhammad s.a.w. dan itulah pula pengobatan beliau sebagai Rasulullah. Atau utusan Allah kepada seluruh umat manusia, untuk menyampaikan risalah-risalahnya.
B. Proses Penurunan al-Qu’ran dan Masa Turunnya
Dipercayai oleh umat Islam bahwa penurunan Al-Qur'an terjadi secara berangsur-angsur selama 23 tahun. Oleh karena itu para ulama membagi masa turun ini dibagi menjadi 2 periode, yaitu :
1. Periode Mekkah
Periode Mekkah berlangsung selama 13 tahun masa kenabian Rasulullah SAW dan surat-surat yang turun pada waktu ini tergolong surat Makkiyyah.
2. Periode Madinah.
Sedangkan periode Madinah dimulai dari peristiwa hijrah berlangsung selama 10 tahun dan surat yang turun pada kurun waktu ini disebut surat Madaniyah.
" Hai orang-orang yang beriman,
taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya, dan janganlah kamu berpaling dari pada-Nya,
sedang kamu mendengar (perintah-perintah-Nya)", (Surat Al-Anfaal: Ayat 20)
Sedangkan hikmah nya turunnya Al-Qur'an berangsur-angsur ialah :
Hikmah atau rahasia al-Qur'an diturunkan berangsur-angsur adalah sebagai yang di jelaskan oleh Abu Syamah antara lain Murzidul Wajis . Sebagai berikut :
"Bila orang menanya, apakah rahasia yang terkandung dalam menurunkan Al-Qur'an berangsur-angsur dan mengapakah tidak sekaligus semuanya sebagai kitab-kitab samawi yang lain?" maka kami menjawab ini telah dijawab Allah SWT, dalam firmannya."
Berkatalah orang-orang yang kafir: "Mengapa Al Quran itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?"; demikianlah[1066] supaya kami perkuat hatimu dengannya dan kami membacanya secara tartil (teratur dan benar). (al-Furqaan: ayat 32)
[1066] Maksudnya: Al Quran itu tidak diturunkan sekaligus, tetapi diturunkan secara berangsur-angsur agar dengan cara demikian hati nabi Muhammad s.a.w menjadi Kuat dan tetap.
C. Struktur dan pembagian Al-Qur’am
Al-Qur'an terdiri atas 114 bagian yang dikenal dengan nama surah (surat). Setiap surat akan terdiri atas beberapa ayat, di mana surat terpanjang dengan 286 ayat adalah surat Al Baqarah dan yang terpendek hanya memiliki 3 ayat yakni surat Al Kautsar dan Al-‘Așr. Total jumlah ayat dalam Al-Qur'an mencapai 6236 ayat di mana jumlah ini dapat bervariasi menurut pendapat tertentu namun bukan disebabkan perbedaan isi melainkan karena cara/aturan menghitung yang diterapkan. Surat-surat yang panjang terbagi lagi atas sub bagian lagi yang disebut ruku' yang membahas tema atau topik tertentu.
Dalam skema pembagian juz dan manzil, Al-Qur'an juga terbagi menjadi 30 bagian dengan panjang sama yang dikenal dengan nama juz. Pembagian ini untuk memudahkan mereka yang ingin menuntaskan bacaan Al-Qur'an dalam 30 hari (satu bulan). Pembagian lain yakni manzil memecah Al-Qur'an menjadi 7 bagian dengan tujuan penyelesaian bacaan dalam 7 hari (satu minggu). Kedua jenis pembagian ini tidak memiliki hubungan dengan pembagian subyek bahasan tertentu.
D. Penulisan Al-Qur'an Pada Masa Rasullulah SAW
Pada masa ketika Nabi Muhammad SAW masih hidup, terdapat beberapa orang yang ditunjuk untuk menuliskan Al Qur'an yakni Zaid bin Tsabit, Ali bin Abi Talib, Muawiyah bin Abu Sufyan dan Ubay bin Kaab. Sahabat yang lain juga kerap menuliskan wahyu tersebut walau tidak diperintahkan. Media penulisan yang digunakan saat itu berupa pelepah kurma, lempengan batu, daun lontar, kulit atau daun kayu, pelana, potongan tulang belulang binatang. Di samping itu banyak juga sahabat-sahabat langsung menghafalkan ayat-ayat Al-Qur'an setelah wahyu diturunkan.
E. Penulisan Al-Qur'an Pada masa Khulafaur Rasyidin
Pada masa kekhalifahan Abu Bakar, terjadi beberapa pertempuran (dalam perang yang dikenal dengan nama perang Ridda) yang mengakibatkan 70 orang penghafal Al-Qur'an gugur dalam pertempuran itu. Umar bin Khattab yang saat itu merasa sangat khawatir akan semakin sedikitnya penghafal al-qur'an yang masih hidup. keadaan tersebut Umar bin Khattab meminta kepada Abu Bakar untuk mengumpulkan seluruh tulisan Al-Qur'an yang saat itu tersebar di antara para sahabat. Abu Bakar menerima pendapat Umar tersebut. Kemudian Abu Bakar memerintahkan Zaid bin Tsabit sebagai koordinator pelaksaan tugas tersebut. Kemudian ia mengumpulkan ayat al-Qur'an dari daun, pelepah kurma, batu, tanah keras, tulang unta atau kambing dan dari sahabat-sahabat yang hafal al-qur'an.
Dengan demikian Al-Qur'an seluruhnya telah tersusun secara rapi dalam satu mushaf, hasilnya diserahkan kepada Abu Bakar. Abu Bakar menyimpan mushaf tersebut hingga wafatnya kemudian mushaf tersebut berpindah kepada Umar sebagai khalifah penerusnya, selanjutnya mushaf dipegang oleh anaknya yakni Hafsah yang juga istri Nabi Muhammad SAW .
Pada masa pemerintahan Utsman bin Affan
Pada masa pemerintahan khalifah ke-3 yakni Utsman bin Affan, terdapat keragaman dalam cara pembacaan Al-Qur'an (qira'at) yang disebabkan oleh adanya perbedaan dialek (lahjah) antar suku yang berasal dari daerah berbeda-beda. Hal ini menimbulkan kekhawatiran Utsman sehingga ia mengambil kebijakan untuk membuat sebuah mushaf standar (menyalin mushaf yang dipegang Hafsah) yang ditulis dengan sebuah jenis penulisan yang baku. Standar tersebut, yang kemudian dikenal dengan istilah cara penulisan (rasam) Utsmani yang digunakan hingga saat ini. Bersamaan dengan standarisasi ini, seluruh mushaf yang berbeda dengan standar yang dihasilkan diperintahkan untuk dimusnahkan (dibakar). Dengan proses ini Utsman berhasil mencegah bahaya laten terjadinya perselisihan di antara umat Islam di masa depan dalam penulisan dan pembacaan Al-Qur'an.
Mengutip hadist riwayat Ibnu Abi Dawud dalam Al-Mashahif, dengan sanad yang shahih: Suwaid bin Ghaflah berkata, "Ali mengatakan: Katakanlah segala yang baik tentang Utsman. Demi Allah, apa yang telah dilakukannya mengenai mushaf-mushaf Al Qur'an sudah atas persetujuan kami. Utsman berkata, 'Bagaimana pendapatmu tentang isu qira'at ini? Saya mendapat berita bahwa sebagian mereka mengatakan bahwa qira'atnya lebih baik dari qira'at orang lain. Ini hampir menjadi suatu kekufuran'. Kami berkata, 'Bagaimana pendapatmu?' Ia menjawab, 'Aku berpendapat agar umat bersatu pada satu mushaf, sehingga tidak terjadi lagi perpecahan dan perselisihan.' Kami berkata, 'Pendapatmu sangat baik'."
Menurut Syaikh Manna' Al-Qaththan dalam Mahabits fi 'Ulum Al Qur'an, keterangan ini menunjukkan bahwa apa yang dilakukan Utsman telah disepakati oleh para sahabat. Demikianlah selanjutnya Utsman mengirim utusan kepada Hafsah untuk meminjam mushaf Abu Bakar yang ada padanya. Lalu Utsman memanggil Zaid bin Tsabit Al-Anshari dan tiga orang Quraish, yaitu Abdullah bin Az-Zubair, Said bin Al-Ash dan Abdurrahman bin Al-Harits bin Hisyam. Ia memerintahkan mereka agar menyalin dan memperbanyak mushaf, dan jika ada perbedaan antara Zaid dengan ketiga orang Quraish tersebut, hendaklah ditulis dalam bahasa Quraish karena Al Qur'an turun dalam dialek bahasa mereka. Setelah mengembalikan lembaran-lembaran asli kepada Hafsah, ia mengirimkan tujuh buah mushaf, yaitu ke Mekkah, Syam, Yaman, Bahrain, Bashrah, Kufah, dan sebuah ditahan di Madinah (mushaf al-Imam).
BAB
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian yang telah dipaparkan diatas kami ingin menyimpulkan sebagai berikut : Nuzulul Qur’an Al-Qur'an diturunkan pada malam lailatul Qodar yang tepat pada. 17 romadlon. yang merujuk kepada peristiwa-peristiwa yang penting, ketika Nabi Muhammad ada di Gua Khira’
Penurunan Al-Qur'an terjadi secara berangsur-angsur selama 23 tahun. Yang Oleh para ulama dibagi menjadi 2 periode, yaitu :
1. Periode Mekkah
2. periode Madinah.
Sedangkan menurut struktur dan pembagiannya Al-Qur'an terdiri atas 114 bagian. Yang Setiap surat terdiri atas beberapa ayat,
surat terpanjang dengan 286 ayat adalah surat Al Baqarah dan yang terpendek hanya memiliki 3 ayat yakni surat Al Kautsar. Total jumlah ayat dalam Al-Qur'an mencapai 6236 ayat
Sedangkan menurut sejarah dan pengumpulan Al-Qur’an dibagi beberapa masa, diantaranya yaitu :
1. Penulisan Al-Qur'an Pada masa Rasullulah SAW
2. Pengumpulan Al-Qur'an Pada masa Khulafaur Rasyidin
B. Kritik dan Saran
Demikian makalah ini kami buat, apabila ada kekurangan dan kekeliruan dalam pembahasan ini kami mohon ma'af karena hal ini adalah proses awal bagi kami. Dan dalam penulisan makalah ini kami juga mohon kritik dan sarannya, agar dalam penulisan makalah selanjutnya lebih baik lagi. Dan juga kami berterima kasih pada semua yang telah membantu dalam penulisan ini.
Daftar Pustaka
- Djalal Abdul. Ulumul Qur'an, Pustaka Setia, Jakarta, 2001
- Faridl, Miftah dan Syihabudin, Agus --Al-Qur'an, Sumber Hukum Islam yang Pertama, Penerbit Pustaka, Bandung, 1989 M.
- Al-Qattan, Manna Khalil. 2001. Studi Ilmu-ilmu Al-Qur'an. Jakarta. Lentera Antar Nusa.
- Al Mahali, Imam Jalaluddin dan Imam Jalaluddin As Suyuthi,2001, Terjemahan Tafsir Jalalain Berikut Azbabun Nuzul Jilid 4 (terj oleh Bahrun Abu Bakar, Lc), Bandung, Sinar Algesindo.
- Ash Shiddieqy,Teungku Muhammad Hasbi. 2002, Ilmu-ilmu Al Qur'an: Ilmu-ilmu Pokok dalam Menafsirkan Al Qur'an,Semarang, Pustaka Rizki Putra
- Drs. Moh. Chotib. Buku Ajar Ulumul Qur'an. PT, STAIN Pamekasan Press. hlm., 14-15
Sedangkan hikmah nya turunnya Al-Qur'an berangsur-angsur ialah :
Hikmah atau rahasia al-Qur'an diturunkan berangsur-angsur adalah sebagai yang di jelaskan oleh Abu Syamah antara lain Murzidul Wajis . Sebagai berikut :
"Bila orang menanya, apakah rahasia yang terkandung dalam menurunkan Al-Qur'an berangsur-angsur dan mengapakah tidak sekaligus semuanya sebagai kitab-kitab samawi yang lain?" maka kami menjawab ini telah dijawab Allah SWT, dalam firmannya."
Berkatalah orang-orang yang kafir: "Mengapa Al Quran itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?"; demikianlah[1066] supaya kami perkuat hatimu dengannya dan kami membacanya secara tartil (teratur dan benar). (al-Furqaan: ayat 32)
[1066] Maksudnya: Al Quran itu tidak diturunkan sekaligus, tetapi diturunkan secara berangsur-angsur agar dengan cara demikian hati nabi Muhammad s.a.w menjadi Kuat dan tetap.
C. Struktur dan pembagian Al-Qur’am
Al-Qur'an terdiri atas 114 bagian yang dikenal dengan nama surah (surat). Setiap surat akan terdiri atas beberapa ayat, di mana surat terpanjang dengan 286 ayat adalah surat Al Baqarah dan yang terpendek hanya memiliki 3 ayat yakni surat Al Kautsar dan Al-‘Așr. Total jumlah ayat dalam Al-Qur'an mencapai 6236 ayat di mana jumlah ini dapat bervariasi menurut pendapat tertentu namun bukan disebabkan perbedaan isi melainkan karena cara/aturan menghitung yang diterapkan. Surat-surat yang panjang terbagi lagi atas sub bagian lagi yang disebut ruku' yang membahas tema atau topik tertentu.
Dalam skema pembagian juz dan manzil, Al-Qur'an juga terbagi menjadi 30 bagian dengan panjang sama yang dikenal dengan nama juz. Pembagian ini untuk memudahkan mereka yang ingin menuntaskan bacaan Al-Qur'an dalam 30 hari (satu bulan). Pembagian lain yakni manzil memecah Al-Qur'an menjadi 7 bagian dengan tujuan penyelesaian bacaan dalam 7 hari (satu minggu). Kedua jenis pembagian ini tidak memiliki hubungan dengan pembagian subyek bahasan tertentu.
D. Penulisan Al-Qur'an Pada Masa Rasullulah SAW
Pada masa ketika Nabi Muhammad SAW masih hidup, terdapat beberapa orang yang ditunjuk untuk menuliskan Al Qur'an yakni Zaid bin Tsabit, Ali bin Abi Talib, Muawiyah bin Abu Sufyan dan Ubay bin Kaab. Sahabat yang lain juga kerap menuliskan wahyu tersebut walau tidak diperintahkan. Media penulisan yang digunakan saat itu berupa pelepah kurma, lempengan batu, daun lontar, kulit atau daun kayu, pelana, potongan tulang belulang binatang. Di samping itu banyak juga sahabat-sahabat langsung menghafalkan ayat-ayat Al-Qur'an setelah wahyu diturunkan.
E. Penulisan Al-Qur'an Pada masa Khulafaur Rasyidin
Pada masa kekhalifahan Abu Bakar, terjadi beberapa pertempuran (dalam perang yang dikenal dengan nama perang Ridda) yang mengakibatkan 70 orang penghafal Al-Qur'an gugur dalam pertempuran itu. Umar bin Khattab yang saat itu merasa sangat khawatir akan semakin sedikitnya penghafal al-qur'an yang masih hidup. keadaan tersebut Umar bin Khattab meminta kepada Abu Bakar untuk mengumpulkan seluruh tulisan Al-Qur'an yang saat itu tersebar di antara para sahabat. Abu Bakar menerima pendapat Umar tersebut. Kemudian Abu Bakar memerintahkan Zaid bin Tsabit sebagai koordinator pelaksaan tugas tersebut. Kemudian ia mengumpulkan ayat al-Qur'an dari daun, pelepah kurma, batu, tanah keras, tulang unta atau kambing dan dari sahabat-sahabat yang hafal al-qur'an.
Dengan demikian Al-Qur'an seluruhnya telah tersusun secara rapi dalam satu mushaf, hasilnya diserahkan kepada Abu Bakar. Abu Bakar menyimpan mushaf tersebut hingga wafatnya kemudian mushaf tersebut berpindah kepada Umar sebagai khalifah penerusnya, selanjutnya mushaf dipegang oleh anaknya yakni Hafsah yang juga istri Nabi Muhammad SAW .
Pada masa pemerintahan Utsman bin Affan
Pada masa pemerintahan khalifah ke-3 yakni Utsman bin Affan, terdapat keragaman dalam cara pembacaan Al-Qur'an (qira'at) yang disebabkan oleh adanya perbedaan dialek (lahjah) antar suku yang berasal dari daerah berbeda-beda. Hal ini menimbulkan kekhawatiran Utsman sehingga ia mengambil kebijakan untuk membuat sebuah mushaf standar (menyalin mushaf yang dipegang Hafsah) yang ditulis dengan sebuah jenis penulisan yang baku. Standar tersebut, yang kemudian dikenal dengan istilah cara penulisan (rasam) Utsmani yang digunakan hingga saat ini. Bersamaan dengan standarisasi ini, seluruh mushaf yang berbeda dengan standar yang dihasilkan diperintahkan untuk dimusnahkan (dibakar). Dengan proses ini Utsman berhasil mencegah bahaya laten terjadinya perselisihan di antara umat Islam di masa depan dalam penulisan dan pembacaan Al-Qur'an.
Mengutip hadist riwayat Ibnu Abi Dawud dalam Al-Mashahif, dengan sanad yang shahih: Suwaid bin Ghaflah berkata, "Ali mengatakan: Katakanlah segala yang baik tentang Utsman. Demi Allah, apa yang telah dilakukannya mengenai mushaf-mushaf Al Qur'an sudah atas persetujuan kami. Utsman berkata, 'Bagaimana pendapatmu tentang isu qira'at ini? Saya mendapat berita bahwa sebagian mereka mengatakan bahwa qira'atnya lebih baik dari qira'at orang lain. Ini hampir menjadi suatu kekufuran'. Kami berkata, 'Bagaimana pendapatmu?' Ia menjawab, 'Aku berpendapat agar umat bersatu pada satu mushaf, sehingga tidak terjadi lagi perpecahan dan perselisihan.' Kami berkata, 'Pendapatmu sangat baik'."
Menurut Syaikh Manna' Al-Qaththan dalam Mahabits fi 'Ulum Al Qur'an, keterangan ini menunjukkan bahwa apa yang dilakukan Utsman telah disepakati oleh para sahabat. Demikianlah selanjutnya Utsman mengirim utusan kepada Hafsah untuk meminjam mushaf Abu Bakar yang ada padanya. Lalu Utsman memanggil Zaid bin Tsabit Al-Anshari dan tiga orang Quraish, yaitu Abdullah bin Az-Zubair, Said bin Al-Ash dan Abdurrahman bin Al-Harits bin Hisyam. Ia memerintahkan mereka agar menyalin dan memperbanyak mushaf, dan jika ada perbedaan antara Zaid dengan ketiga orang Quraish tersebut, hendaklah ditulis dalam bahasa Quraish karena Al Qur'an turun dalam dialek bahasa mereka. Setelah mengembalikan lembaran-lembaran asli kepada Hafsah, ia mengirimkan tujuh buah mushaf, yaitu ke Mekkah, Syam, Yaman, Bahrain, Bashrah, Kufah, dan sebuah ditahan di Madinah (mushaf al-Imam).
BAB
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian yang telah dipaparkan diatas kami ingin menyimpulkan sebagai berikut : Nuzulul Qur’an Al-Qur'an diturunkan pada malam lailatul Qodar yang tepat pada. 17 romadlon. yang merujuk kepada peristiwa-peristiwa yang penting, ketika Nabi Muhammad ada di Gua Khira’
Penurunan Al-Qur'an terjadi secara berangsur-angsur selama 23 tahun. Yang Oleh para ulama dibagi menjadi 2 periode, yaitu :
1. Periode Mekkah
2. periode Madinah.
Sedangkan menurut struktur dan pembagiannya Al-Qur'an terdiri atas 114 bagian. Yang Setiap surat terdiri atas beberapa ayat,
surat terpanjang dengan 286 ayat adalah surat Al Baqarah dan yang terpendek hanya memiliki 3 ayat yakni surat Al Kautsar. Total jumlah ayat dalam Al-Qur'an mencapai 6236 ayat
Sedangkan menurut sejarah dan pengumpulan Al-Qur’an dibagi beberapa masa, diantaranya yaitu :
1. Penulisan Al-Qur'an Pada masa Rasullulah SAW
2. Pengumpulan Al-Qur'an Pada masa Khulafaur Rasyidin
B. Kritik dan Saran
Demikian makalah ini kami buat, apabila ada kekurangan dan kekeliruan dalam pembahasan ini kami mohon ma'af karena hal ini adalah proses awal bagi kami. Dan dalam penulisan makalah ini kami juga mohon kritik dan sarannya, agar dalam penulisan makalah selanjutnya lebih baik lagi. Dan juga kami berterima kasih pada semua yang telah membantu dalam penulisan ini.
Daftar Pustaka
- Djalal Abdul. Ulumul Qur'an, Pustaka Setia, Jakarta, 2001
- Faridl, Miftah dan Syihabudin, Agus --Al-Qur'an, Sumber Hukum Islam yang Pertama, Penerbit Pustaka, Bandung, 1989 M.
- Al-Qattan, Manna Khalil. 2001. Studi Ilmu-ilmu Al-Qur'an. Jakarta. Lentera Antar Nusa.
- Al Mahali, Imam Jalaluddin dan Imam Jalaluddin As Suyuthi,2001, Terjemahan Tafsir Jalalain Berikut Azbabun Nuzul Jilid 4 (terj oleh Bahrun Abu Bakar, Lc), Bandung, Sinar Algesindo.
- Ash Shiddieqy,Teungku Muhammad Hasbi. 2002, Ilmu-ilmu Al Qur'an: Ilmu-ilmu Pokok dalam Menafsirkan Al Qur'an,Semarang, Pustaka Rizki Putra
- Drs. Moh. Chotib. Buku Ajar Ulumul Qur'an. PT, STAIN Pamekasan Press. hlm., 14-15
0 komentar:
Posting Komentar